November 24, 2008

PARTAI SOSIALIS DEMOKRATIK DAN PERJUANGAN UNTUK PEMBEBASAN PEREMPUAN

Dengan berakhirnya abad 20, kemanusiaan diwarnai oleh berbagai bencana alam yang tidak terduga, dan menempatkan masa depan kehidupan umat manusia berada di ujung tanduk. Tetapi bagaimana mencegah bencana alam dan membangun sebuah masyarakat dalam situasi seperti ini bukanlah hal yang sederhana hanya dengan melihat pada gejala-gejalanya-yang tampak di permukaan-tetapi membutuhkan pemahaman lebih jauh akan penyebab sosial yang ada di baliknya
Masyarakat dan alam bukanlah dua kutub yang saling bertentangan. Mereka saling terhubung secara keseluruhan. Ukurannya adalah bahwa satu aspek tidak cukup efektif untuk memberikan solusi terhadap keseluruhan. Solusi atas persoalan lingkungan tidak akan berhasil jika tidak dikaitkan dengan kebutuhan dasar manusia, dan sebaliknya hal ini juga tidak akan tercapai jika kaum tertindas, yang mewakili mayoritas umat manusia, terbebas dari penindasan yang dilakukan oleh masyarakat kelas. Hal ini hanya akan tercapai melalui restrukturisasi masyarakat secara radikal untuk memastikan bahwa kapasitas produksi masyarakat berlangsung dibawah kontrol yang demokratis dan dijalankan sesuai kebutuhan rasional seluruh anggotanya, bukan hanya untuk memperkaya segolongan minoritas dengan mengorbankan mayoritas pekerja
Kebebasan tidak akan jatuh dari langit. Kebebasan hanya akan tercapai apabila kaum tertindas itu sendiri yang secara konsekuen berjuang untuk mengahancurkan penindasan. Sebuah perjuangan mengambil berbagai bentuk dan menuntut sebuah sistem aliansi yang kompleks untuk mengalahkan divisi-divisi yang dibentuk oleh masyarakat kelas diantara kaum tertindas dan menyatukan mereka dalam sebuah gerakan yang berkekuatan dan menyatu. Hanya dengan memantapkan sebentuk aliansi dan pengalaman dari aksi bersamalah maka mayoritas kaum tertindas, dalam arti demokratik, dapat merencanakan dan mengimplementasikan sebuah strategi untuk mencapai sebuah masyarakat yang bebas dari penindasan dan penghisapan
Partai Sosialis Demokratik mempunyai perspektif untuk membantu membangun sebentuk aliansi dengan kekuatan progresif lainnya serta individu dalam rangka membantu memobilisasi sejumlah besar massa dalam perjuangan untuk perubahan sosial secara radikal. Tujuan kami adalah untuk membangkitkan rasa percaya diri massa agar mereka bersandar pada kekuatan persatuan mereka sendiri, daripada mengandalkan kekuatan lain dalam perjuangan. Parlemen dan beberapa institusi demokrasi ala borjuis lainya dapat digunakan sebagai alat publikasi. Tetapi kami menentang penggunaan bentuk aksi massa dalam ekstra parlementer-rally, mogok, pertemuan terbuka-untuk mendukung pemilu, lobbying, parlemen dan politisi kapitalis yang membayangi mereka

Gerakan pembebasan perempuan yang independen
Penindasan terhadap peempuan karena jenis kelaminnya telah mempertegas alasan obyektif untuk memobilisasi kaum perempuan dalam perjuangan melalui organisasi mereka sendiri. Kami mendukung dan membantu terbangunnya gerakan pembebasan perempuan yang independen.
Gerakan perempuan yang kami maksud adalah kaum perempuan yang mengorganisir diri mereka pada satu tahap atau lebih untuk berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap mereka
Gerakan perempuan memiliki karakter sendiri karena keberagamannya, penetrasinya pada setiap lapisan masyarakat, dan fakta bahwa mereka tidak terikat pada satu organisasi politik tertentu, meskipun mereka yang aktif memiliki berbagai aliran. Lebih-lebih, beberapa kelompok dan aksi koalisi, meskipun dipimpin dan dilakukan oleh massa perempuan, namun terbuka terhadap kaum laki-laki, seperti Organisasi perempuan nasional di Amerika dan Kampanye aborsi nasional di Inggris
Pada saat kebanyakan kelompok perempuan berkembang terpisah dari organisasi buruh dan gerakan sosial lainnya, menguatnya radikalisasi telah mendorong semakin banyak massa perempuan dengan kemauan sendiri mengorganisir diri mereka untuk masuk dalam organisasi-organisasi ini. Hal ini telah meningkatkan aktivitas kaum perempuan dalam serikat buruh, komite-komite untuk perdamaian, koalisi untuk lingkungan, komite-komite untuk solidaritas internasional, dll, bahkan mengorganisir diri secara independen seputar tuntutan mereka sendiri
Yang kami maksud dengan independen adalah gerakan yang diorganisir dan dipimpin oleh perempuan; yang meletakkan prioritas pertama untuk memperjuangkan untuk hak-hak dan kepentingan perempuan, yang menolak untuk mensubordinatkan perjuangan untuk kepentingan lain; yang tidak subordinat terhadap keputusan atau kepentingan partai politik tertentu atau kelompok sosial lainnya karena gerakan ini terbuka bagi semua kaum perempuan yang bersedia turut dalam perjuangan untuk melawan penindasan terhadap mereka; yang juga bersedia berjuang bersama kelompok tertindas lainnya yang membutuhkan, apapun bentuk dan golongannya
Jelas tidak semua kelompok dalam gerakan yang bisa memenuhi secara penuh kriteria tersebut namun gerakan akan berhasil apabila hal ini yang menjadi arah dari pembentukan gerakan
Kami berusaha mempertahankan agar organisasi-organisasi pembebasan perempuan dan perjuangan independent dari partai dan seluruh kekuatan borjuis. Kami menentang pihak yang berusaha untuk menghubungkan perjuangan perempuan yang independen dengan konstruksi kaukus perempuan didalam atau yang berorientasi pada partai-partai kapitalis atau politik borjuis, seperti yang terjadi di Amerika, Canada dan Australia
Kami menolak bentuk partai politik perempuan seperti di Belgia dan Spanyol serta tempat-tempat lain yang didukung oleh beberapa Feminis. Segala usaha yang secara politis membatasi heterogenitas politik dalam gerakan perempuan termasuk tahapan dan dampaknya namun menghadirkan kepentingan seuntai dari gerakan dari kebutuhan untuk memobilisasi massa perempuan dari semua lapisan dalam perjuangan dan dalam aliansi gerakan akan ditempa. Dipilihnya lebih banyak perempuan untuk bekerja di kantor publik pada sebuah program reformis ketika refleksi dari perubahan sikap tidak akan mentransfer secara radikal dasar penindasan perempuan dan.hanya akan mempertegas pembatasan reformasi dalam masyarakat kelas

Kelompok yang terdiri dari perempuan saja
Bentuk organisasi yang paling dominan dalam gerakan perempuan adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari perempuan. Secara nyata hal ini terjadi di sekolah, gereja, pabrik hingga serikat buruh. Hal ini menggambarkan keterbatasan perempuan dalam mengambil kepemimpinan di organisasi mereka dimana mereka dapat belajar dan berkembang serta memimpin tanpa khawatir akan dilecehkan atau diatur oleh laki-laki atau bersaing dari awal
Sebelum mampu memimpin yang lainnya kaum perempuan harus terlebih dahulu menghilangkan perasaan inferior dan terasing. Mereka harus belajar untuk memimpin diri mereka sendiri. Kelompok-kelompok feminis yang secara sadar dan penuh pertimbangan exclude laki-laki yang menolong kaum perempuan untuk mengambil langkah pertama menuju sikap politis dengan menghilangkan mental budak, percaya diri, harga diri dan kebanggaan
Namun keputusan untuk membentuk semacam kelompok perempuan baik dalam gerakan massa, serikat buruh maupun partai borjuis sekalipun, hanyalah sebuah keputusan taktis yang dianggap tepat untuk membangkitkan kesadaran kaum perempuan akan penindasan yang ada dalam organisasinya dan bagaimana memperjuangkan agar isu/tuntutan tentang perempuan juga diagendakan. Umumnya pembentukan seksi/kaukus perempuan hanya bualan dari para pimpinan organisasi tentang kesetaraan walau dalam prakteknya justru disingkirkan
Kelompok-kelompok kecil ‘pembangkit kesadaran’ yang banyak bermunculan hanyalah satu dari sekian hal yang biasa terjadi pada gelombang kedua radikalisasi. Sebagai langkah awal yang membantu kaum perempuan untuk menyadari bahwa persoalan mereka tidak muncul dari persoalan individu namun terbentuk secara social, yang juga dialami oleh individu perempuan lain. Kelompok ini untuk pertamakalinya mendorong kaum perempuan untuk menghancurkan isolasi terhadap mereka, meraih rasa percaya diri dan melakukan aksi
Tetapi jika mereka hanya melihat kedalam dan membatasi diri dalam lingkaran diskusi tanpa bergabung dengan yang lainnya, mereka justru menjadi penghalang dalam upaya menggabungkan kaum perempuan dalam perkembangan politik yang lebih jauh
Bagi mereka yang menyebut diri sebagai kelompok perempuan berarti telah membagi kelas pekerja menurut jenis kelamin, sedangkan menurut kami pembagian kelas tidak seharusnya dilakukan oleh mereka yang berjuang melawan penindasan. Kapitalisme telah melakukan pembagian dalam masyarakat-berdasarkan kelas, ras, jenis kelamin, umur, kebangsaan, skill dan yang lainnya. Tugas kami adalah membantu mengorganisir dan mendukung perjuangan kaum tertindas yang akan menghapuskan pembagian tersebut dan penghisapan

Komitmen kami pada pembebasan kaum perempuan
DSP menyambut dan mendukung perkembangan gerakan pembebasan perempuan. Komitmen kami didasarkan pada:
a. Penindasan terhadap perempuan terjadi pada masa transisi dari masyarakat tanpa kelas menuju masyarakat kelas. Secara umum masyarakat kelas dipertahankan dan sangat dibutuhkan terutama oleh kapitalisme. Oleh karena itu, perjuangan massa perempuan melawan penindasan terhadap mereka juga merupakan perjuangan melawan kebijakan kapitalis
b. Perempuan merupakan komponen signifikan dari kelas pekerja dan sebuah kekuatan yang potensial yang tergabung dalam kelas pekerja dalam perjuangan untuk menghancurkan kapitalisme. Tanpa sebuah revolusi sosialis, kaum perempuan tidak mungkin menyiapkan pra kondisi bagi pembebasan mereka. Tanpa mobilisasi massa perempuan dalam perjuangan untuk pembebasan mereka sendiri, kelas pekerja tidak mungkin memenuhi tugas sejarahnya. Penghancuran negara borjuis, penghapusan system kepemilikan kapitalis, transformasi basis ekonomi dan prioritas dari masyarakat, konsolidasi dari sebuah kekuasaan baru didasarkan pada organisasi yang demokratik dari kelas pekerja dan aliansinya, dan perjuangan yang berkelanjutan untuk membatasi segala bentuk penindasan atas hubungan social yang diwarisi dari masyarakat kelas-semuanya ini bias terpenuhi hanya dengan kesadaran untuk turut berpartisipasi dan kepemimpinan dalam gerakan pembebasan perempuan
c. Seluruh kaum perempuan yang ditindas karena mereka perempuan. Perjuangan seputar aspek yang spesifik pada penindasan perempuan memiliki kebutuhan untuk melibatkan kaum perempuan dari lapisan kelas social yang berbeda. Bahkan kaum perempuan borjuis yang berjuang melawan penindasan atas mereka sebagai perempuan, dapat berpisah dari kelas mereka dan bergabung untuk memenangkan gerakan revolusioner pekerja sebagai jalan menuju pembebasan
d. Meskipun seluruh perempuan tertindas namun dampaknya berbeda bagi kaum perempuan dari kelas yang berbeda. Umumnya mereka yang secara ekonomi mengalami penghisapan paling besar adalah mereka yang paling menderita dari penindasan sebagai mahluk perempuan
e. Ketika kaum perempuan masih mengalami penindasan karena mereka perempuan, maka kami membangun massa gerakan pembebasan perempuan yang secara komposisi, orientasi dan kepemimpinan berasal dari kelas pekerja. Sebagai sebuah gerakan yang mampu memobilisasi mayoritas perempuan dan memainkan sebuah peran progresif dibawah kondisi semakin menajamnya polarisasi kelas
f. Perjuangan kaum perempuan untuk melawan penindasan sexist terkait, namun tidak tergantung secara total atau identik dengan perjuangan pekerja sebagai sebuah kelas. Kaum perempuan hanya akan terbebaskan apabila mereka beraliansi dengan kekuatan mobilisasi revolusioner dari kelas pekerja
Namun demi memenuhi tugas sejarah ini tidak lantas diartikan bahwa kaum perempuan harus menunda perjuangan mereka hingga jajaran pimpinan pekerja digantikan oleh kepemimpinan yang revolusioner yang akan mengangkat panji pembebasan perempuan. Juga tanpa harus menunggu hingga revolusi sosialis mampu menciptakan basis material untuk mengakhiri penindasan terhadap mereka. Justru sebaliknya, perjuangan kaum perempuan harus dimulai tanpa harus menunggu petunjuk dari siapapun. Mereka sendiri yang harus membuka jalan dan membawanya maju ke depan. Dengan begitu mereka telah mengambil kepemimpinan secara keseluruhan dalam gerakan buruh, bahkan membantu menciptakan bentuk kepemimpinan yang dibutuhkan seluruh front di masa yang akan datang
g. Sexisme adalah salahsatu senjata ampuh dari kelas penguasa untuk memecah dan melemahkan kelas pekerja dan gerakan progresif. Tetapi tidak lantas membuat kaum laki-laki melawan perempuan. Baik kaum laki-laki maupun perempuan terpengaruh oleh bobot konservatisme yang menerobos batas jenis kelamin.
Hal ini berakar dari karakter kelas masyarakat itu sendiri, dan juga berbagai cara yang ditanamkan oleh ideology borjuis bagi tiap individu sejak dilahirkan. Sehingga para pimpinan di tiap-tiap seksi kelas pekerja pun menolak yang lainnya. Mereka menyatakan bahwa kesetaraan perempuan hanya diperoleh dari penghasilan kaum laki-laki-dengan mengambil alih kerja mereka, dengan dikuranginya upah dan dengan dihilangkannya tugas-tugas domestik mereka. Para pimpinan gerakan buruh yang reformis pun turut memainkan peran mereka dalam divisi ini untuk mempertahankan posisi mereka. Dengan demikian, pendidikan terhadap massa baik laki maupun perempuan, melalui propaganda, agitasi dan aksi seputar kebutuhan perempuan merupakan bagian yang esensial dalam perjuangan untuk melepaskan diri dari cekikan ideology reaksioner borjuis. Hal ini merupakan kebutuhan mendasar dalam melakukan pendidikan politis dan revolusioner dari sebuah gerakan progresif
h. Agar kelas pekerja dapat merealisasikan sebuah kekuatan yang bersatu secara penuh maka gerakan buruh harus mampu mengatasi setiap masalah internal. Hal ini hanya akan tercapai apabila kaum pekerja memiliki kesadaran bahwa mereka yang berada posisi atas dengan upah yang lebih baik, tidak mencari keuntungan, selagi yang lainnya masih mengalami diskriminasi dan tertindas. Seperti para atasan yang mengambil keuntungan dengan adanya stratifikasi dan divisi-divisi
Kepentingan kelas seluruh pekerja identik dengan kebutuhan dari lapisan kelas yang paling terhisap dan tertindas-kaum perempuan, negara jajahan, pekerja imigran, kaum muda, pengangguran. Gerakan perempuan secara khusus memiliki peran penting untuk membantu kelas pekerja dalam memahami hal ini
i. Dengan memenangkan perjuangan gerakan pekerja yang terorganisir untuk kepentingan kaum perempuan merupakan bagian dari pendidikan terhadap kelas pekerja untuk berpikir secara social tapi bertindak secara politis
j. Perjuangan melawan penindasan terhadap perempuan bukanlah sebuah issu sampingan. Issue ini menyangkut masalah hidup dan mati, khususnya dalam periode menajamnya polarisasi kelas
Dalam masyarakat kelas, ideology yang mendorong inferioritas kaum perempuan masih dipertahankan dan kaum perempuan masih berada pada posisi yang tidak aman dan menakutkan sehingga kaum perempuan menjadi target khusus bagi organisasi yang secara tehnis, fasis dan reaksioner. Baik Festival of light, Partai Nasional, Klu Klux Klan, kaum fundamentalis, oponen dari hak-hak aborsi, atau bahkan gerakan perempuan sendiri, melakukan pendekatan khusus kepada kaum perempuan agar mereka memberi dukungan, mengklaim diri sebagai berjuang untuk kepentingan perempuan, membanggakan perbedaan ‘esensial’ mereka, memanfaatkan ketergantungan ekonomi mereka di bawah kapitalisme, dan berjanji untuk membebaskan kaum perempuan dari beban berat yang mereka sandang selama masa krisis sosial
Tercatat sejak masa Gerakan Nazi dengan propaganda ‘Kinder-Kirche-Kuche’ nya, hingga mobilisasi yang dilakukan oleh kaum ‘Christian Democrat’ atas perempuan kelas menengah di Chili dalam sebuah aksi rally dengan membawa periuk nasi yang kosong di tahun 1973, sejarah telah menunjukkan mitos tentang keibuan dan keluarga sebagai senjata konservatif yang paling ampuh yang digunakan oleh kelas penguasa
Sekali lagi secara tragis Chili menunjukkan bahwa jika gerakan pekerja gagal memajukan dan memperjuangkan program dan perspektif revolusioner untuk menjawab kebutuhan massa perempuan, banyak kaum kelas menengah dan bahkan perempuan kelas pekerja akan dimobilisir oleh kaum reaksioner, atau di netralisir sebagai pendukung potensial
Kaum perempuan mengalami perubahan obyektif atas peran sosial dan ekonominya. Kaum perempuan juga mengalami radikalisasi baru, serta perubahan dalam kesadaran dan perilaku yang terbawa. Sehingga sulit bagi kaum reaksioner untuk mempengaruhi mereka. Namun hal ini justru menjadi sumber baru yang optimistik bagi kaum revolusioner
k. Ketika kemenangan revolusi dapat menciptakan pondasi material untuk mensosialisasikan kerja-kerja domestik dan menjadi basis bagi kesetaraan social dan ekonomi secara penuh untuk kaum perempuan, tidak secara otomatis dan seketika rekonstruksi sosialis atas masyarakat, menempatkan seluruh hubungan manusia pada sebuah pondasi baru
Selama periode transisi menuju Sosialisme, perjuangan untuk menghapuskan segala bentuk penindasan yang diwarisi dari masyarakat kelas akan tetap berjalan. Sebagai contoh, pembagian tugas social di pekerja antara feminine dan maskulin harus dihancurkan di segala bentuk aktifitas dalam kehidupan sehari-hari hingga ke pabrik-pabrik. Harus segera diambil kebijakan mengenai alokasi sumber daya yang terbatas. Harus segera dikembangkan sebuah program ekonomi yang merefleksikan kebutuhan social perempuan, dan menyediakan cara paling mungkin dalam mensosialisasikan kerja-kerja domestic
Dengan dipertahankannya sebuah organisasi perempuan yang independent akan menjadi sebuah pra kondisi bagi kebijakan sosial dan ekonomi yang demokratis. Bahkan sesudah revolusi, gerakan pembebasan perempuan yang independent akan memainkan peran yang menentukan yang akan menjamin mayoritas massa, baik laki-laki maupun perempuan tetap melanjutkan proses ini

Tuntutan Esensial
Ketika DSP memperjuangkan system tuntutan secara total-yang menyangkut berbagai isu dari kebebasan hingga asosiasi politik, dari pengangguran dan inflasi hingga kontrol pekerja atas produksi dan kebutuhan akan sebuah pemerintahan rakyat pekerja-yang merupakan kepentingan dari kelas pekerja, dan yang juga menjadi kepentingan mayoritas perempuan, kami juga bicara tentang penindasan spesifik atas perempuan
DSP berusaha meyakinkan gerakan pembebasan perempuan untuk mengarahkan tuntutan perjuangan langsung pada mereka yang bertanggungjawab atas kondisi social dan ekonomi kaum perempuan yang menjadi akar penindasan terhadap perempuan-yaitu kelas kapitalis, pemerintah dan agen-agennya. Saat memperjuangkan tuntutan ini, massa perempuan akan tiba pada kesadaran bahwa terdapat hubungan antara penindasan mereka sebagai korban dari peran kelas
System keluarga merupakan bangunan institusi penindasan perempuan sehingga keluarga sebagai unit ekonomi tidak dapat ‘dihapuskan’. Hanya bisa tergantikan seiring berjalannya waktu. Tujuan kami adalah menciptakan alternative social dan ekonomi yang menguasai institusi keluarga masa kini dan mampu memenuhi kebutuhan, semiskin apapun keluarga tersebut, sehingga hubungan antar individu benar-benar menjadi pilihan yang bebas tanpa dibayangi oleh tekanan ekonomi
Kami mengarahkan gerakan pada tuntutan spesifik pada waktu tertentu tergantung pada situasi gerakan itu sendiri serta level perjuangan secara umum. Jika situasi belum memunculkan tuntutan, maka gerakan perlu mempertajam dan mengembangkan perjuangan bagi pembebasan perempuan:
a.Hak kaum perempuan untuk mengontrol tubuhnya sendiri
Semestinya ini merupakan hak tunggal bagi setiap perempuan untuk memutuskan apakah akan mencegah atau menunda kehamilan. Seluruh hukum anti-aborsi harus dicabut. Fasilitas Aborsi harus disediakan untuk semua perempuan tanpa memandang usia, pada setiap tempat yang mereka pilih-di klinik spesialis atau di rumah sakit umum, yang menyediakan informasi dan fasilitas pendukung. Biaya untuk rumah sakit harus ditanggung oleh system pelayanan kesehatan universal
Harus tersedia kontrasepsi yang aman dan diberikan secara cuma-cuma bagi laki-laki dan perempuan yang membutuhkan. Lembaga pengendalian kelahiran dan pusat pendidikan seks harus dibentuk di sekolah, pemukiman, rumahsakit dan area kerja
Hak kebebasan reproduksi mencakup hak bagi kaum perempuan untuk memelihara anaknya jika itu yang menjadi pilihannya. Program untuk menolong perempuan hamil harus tersedia bagi kaum perempuan yang menentukan pilihan secara bebas untuk mengikuti program tertentu tanpa paksaan, tanpa memandang pilihan seksualnya. Harus tersedia informasi lengkap dan system yang mendukung
Sterilisasi tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan pihak perempuan, pemaksaan terhadap perempuan untuk memberikan persetujuan merupakan tindakan melanggar hokum. Hal ini termasuk dalam penolakan terhadap skema control populasi yang menjadi alat rasisme atau prasangka kelas
Harus dihentikan segala eksperimen atas medis dan obat-obatan terhadap kaum perempuan tanpa ada persetujuan dari mereka
b.Kesetaraan di bidang hukum, politik dan social secara penuh untuk kaum perempuan
Semestinya tidak ada diskriminasi berdasarkan gender. Kaum perempuan seharusnya memiliki hak untuk memilih, terlibat dalam aktivitas public, membentuk atau bergabung dengan asosiasi politik, hidup dan bepergian kemanapun mereka mau, terjun dalam tiap jenis pekerjaan yang mereka pilih. Seluruh hukum dan peraturan dengan hukuman yang dikhususkan bagi perempuan harus disingkirkan dan semua hak-hak demokratik yang dimenagkan oleh kaum laki-laki juga harus diberikan pada perempuan
Dihapuskannya hukum yang diskriminatif terhadap hak perempuan dalam menerima dan menentukan upah dan kepemilikan. Kaum perempuan harus memiliki akses terhadap tunjangan pengangguran tanpa memandang usia dan status perkawinan
Dihapusnya stigma ‘tidak sah’. Hal ini untuk mengakhiri diskriminasi terhadap kaum ibu dan anak-anak mereka serta untuk mengakhiri kondisi seperti-penjara dengan mendirikan rumah penampungan bagi orantua tunggal dan kaum perempuan yang tidak punya tempat tinggal. Rumah ini akan dikelola oleh kaum perempuan yang menempatinya, yang juga harus dilengkapi dengan penyediaan informasi, dukungan emosional dan pelatihan
c.Hak kaum perempuan atas kemandirian ekonomi dan kesetaraan
Meliputi hak untuk mendapatkan pekerjaan secara penuh sesuai standar upah secara nasional, digabungkan dengan skala jam kerja dan upah untuk menghadapi inflasi dan pengangguran diantara kaum laki-laki dan perempuan
Kaum perempuan harus menerima upah yang sama untuk kerja yang sepadan dan didorong pada pekerjaan non-tradisional. Harus dilakukan peninjauan kembali atas kerja tradisional perempuan melalui perbandingan dengan kerja tradisional kaum laki-laki yang membutuhkan keahlian yang sama dan menaikkan upah perempuan. Diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam program training dan re-training serta dalam promosi kerja harus dihilangkan
Kami mendukung adanya cuti bagi orang tua dan tetap dipekerjakan selama cuti. Penyediaan peraturan perlindungan atas kondisi kerja untuk kaum perempuan juga harus diperuntukkan bagi pekerja laki-laki dalam rangka perbaikan atas kondisi kerja secara keseluruhan dan untuk mencegah agar hal tersebut tidak dijadikan dalih untuk melakukan diskriminasi terhadap perempuan
Jaminan bagi pekerja paruh waktu untuk mendapatkan hitungan upah per-jam yang sama seperti pekerja full-time
Program aksi yang afirmatif serta dperikuat dengan ketentuan legal sangat esensial untuk mengarahkan kembali pengaruh dari masa diskriminasi yang sistematis dalam hal kontrak, training dan promosi. Untuk mengatasi adanya ketidakseimbangan, kaum perempuan harus mendapat perlakuan yang sesuai dalam hal kontrak, training, kenaikan pangkat dan penyesuaian senioritas
Keterbelakangan, tunjangan social dan pendidikan untuk anak-anak bukan lagi menjadi beban orangtua secara individu tapi menjadi tanggung jawab masyarakat. Dihapusnya semua hokum yang memberi hak kepemilikan pada orangtua dan kontol atas anak-anaknya secara total. Adanya hukum yang menindak kekerasan terhadap anak
Disediakannya tempat penitipan anak yang murah dan nyaman akan membantu agar proses ini dapat berjalan. Sebuah program yang mendesak untuk dijalankan adalah diciptakannya jaringan kerja yang bebas, pusat penitipan anak yang dibiayai oleh pemerintah di setiap area pemukiman dan tempat kerja. Pusat ini harus didirikan di setiap tempat dan mampu menampung semua anak dari bayi hingga remaja
Kaum perempuan tidak akan pernah bisa menikmati kesetaraan jika mereka masih dibebani dengan tugas domestic. Problem ini tercipta secara social dan harus diselesaikan secara social pula. Hal ini terkait pula dengan sosialisasi tugas-tugas domestic melalui jaringan kerja yang diorganisir secara industri dan disediakan untuk umum namun mudah diakses, murah dan berkualitas seperti mesin cuci, kafetaria, restoran, petugas pembersih rumah, dll.
d.Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama
Sistem pendidikan pada semua level dari playgroup hingga universitas yang ada saat ini berlaku diskriminatif terhadap kaum perempuan. Buku-buku pelajaran yang mengarahkan pada stereotype jenis kelamin harus diganti dan pembedaan antara subyek perempuan dan laki-laki harus dihentikan, juga segala bentuk paksaan terhadap pelajar perempuan agar berlaku seperti seharusnya seorang perempuan harus dihentikan (homemaking, suster/perawat, mengajar dan sekretaris)
Harus disediakan program special untuk menambah kemampuan kaum perempuan dalam bidang pekerjaan yang selama ini banyak dikuasai oleh kaum laki-laki. Pendidikan khusus dan kursus akan membantu kaum perempuan dalam memasuki dunia kerja yang tidak berlaku diskriminatif
e.Hak perempuan untuk terbebas dari kekerasan seksual dan eksploitasi
Kekerasan seks merupakan kenyataan hidup yang dialami kaum perempuan sehari-hari dalam berbagai bentuk. Setiap hukum yang bersifat sekuler maupun keagamaan, dengan memberikan sanksi hukuman, kekerasan fisik atau bahkan pembunuhan terhadap istri, saudara perempuan dan anak perempuan yang sering disebut sebagai kejahatan melawan ‘kemuliaan’ laki-laki harus dihapus
Kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah produk yang tidak berujung pangkal dari kondisi social dan ekonomi secara umum dalam masyarakat kelas. Meningkatnya kondisi ini selama masa krisis social tidak dapat dihindari. Mass media kapitalis dan periklanan turut membantu kekerasan dan pelecehan seksusal terhadap perempuan dengan gambaran mereka atas perempuan sebagai obyek seks. Gambaran ini juga membuat kaum perempuan merasa tidak nyaman dengan gambaran diri mereka, juga dikombinasikan dengan gambaran tradisional tentang seksualitas perempuan dan tradisi mengenai kecantikan, mendorong mutilasi terhadap perempuan dewasa dan remaja, atau merusak diri sendiri
Kebanyakan dukungan terhadap sensorship mengenai kekerasan seksual yang juga dilakukan oleh beberapa feminis untuk menghapuskan kekerasan itu sendiri hanya mampu meredam dan menjadikannya pasar gelap, yang tersembunyi dari pandangan public. Apa yang dibutuhkan adalah sebuah kampanye pendidikan yang massif untuk melawan tindakan yang merendahkan perempuan, yang dilakukan oleh perempuan bekerjasama dengan gerakan perempuan. Pandangan negative tentang perempuan harus diganti dengan gambaran yang lebih positif
Hukum yang mengatur pelecehan seksual terhadap perempuan harus diperkuat dan dijalankan dengan tegas
Meningkatnya laporan tentang perkosaan, hubungan sedarah, pemukulan terhadap istri dan kekerasan seksual terhadap anak-anak mempertegas kebutuhan untuk didirikannya tempat penampungan bagi para korban kekerasan. Fasilitas ini harus bersifat mandiri terhadap pengadilan dan kepolisian, karena kedua lembaga ini mempunyai peran dalam memperkuat status quo
Semua hokum yang menuntut pembuktian secara fisik atas tindak kekerasan seksual atau penganiayaan fisik, atau yang berimplikasi menyalahkan perempuan korban perkosaan harus dicabut. Harus dihentikan pertanyaan yang mengarah pada latar belakang aktifitas seksual para korban kekerasan seksual
Pelacuran juga merupakan produk dari kondisi social dan ekonomi secara umum dalam masyarakat kelas, khususnya, dengan adanya pemiskinan dan pembatasan terhadap perempuan untuk memiliki keahlian dan akses pada pekerjaan produktif. Seharusnya pelacuran tiak dikatagorikan sebagai tindak criminal. Semua hukum yang mengorbankan pelacuran harus dicabut
f.Menentang penekanan terhadap seksualitas manusia
Masyarakat kelas melakukan penyimpangan dalam seluruh hubungan manusia dengan mentransform interaksi social menjadihubungan berdasarkan kepemilikan harta. Tidak hanya pada kerjasama antar individu dalam produksi, tetapi juga seluruh hubungan social lainnya. Untuk alasan ini, Partai menolak interfensi masyarakat dan pemerintah dalam masalah seksual individu, sepanjang tidak terjadi kekerasan dan pemaksaan
Secara keseluruhan prinsip ini berarti bahwa semua hubungan seksual antara perempuan atau antara laki-laki harus diperlakukan sama seperti hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan, dan hal ini seharusnya diwujudkan dalam bentuk hokum yang mengatur perkawinan dan pengakuan atas hubungan tersebut. Kecenderungan seksual harus dilihat sebagai pilihan individu berdasarkan hak demokratik
Penindasan dan penganiayaan terhadap kaum lesbian dan gay merupakan turunan dari penindasan terhadap perempuan, sebagai hasil dari tindakan kelas penguasa dalam mempertahankan system keluarga dengan melarang semua aktifitas seksual kecuali yang dilakukan dalam keluarga. Homoseksualitas telah menantang ideology yang dipergunakan kelas kapitalis untuk membangkitkan system keluarga. Perjuangan melawan penindasan terhadap lesbian dan gay merupakan bagian dari perjuangan kelas melawan kapitalisme
Partai menuntut dicabutnya semua hokum yang bersifat anti-homoseksual, penghapusan diskriminasi terhadap gay dan lesbian dalam pekerjaan, perumahan, pemeliharaan anak dan diakhirinya kekerasan yang dilakukan polisi di jalan, bar, dll. Sebagai tambahan, pendidikan seks untuk kaum muda dan masyarakat luas harus menekankan keanekaragaman hubungan seksual yang non-coercive, tanpa dibebani tuduhan moral

Seluruh tuntutan ini mengindikasikan meluas dan merembesnya penindasan perempuan. Perjuangan melawan penindasan-untuk pembebasan perempuan-menuntut reorganisasi masyarakat secara total. Jika restrukturisasi atas produksi masyarakat dan institusi reproduksi tidak dipertahankan untuk memaksimalkan kesejahteraan social, maka tidak akan terwujud keberadaan kemanusiaan yang sejati untuk semuanya




Dikutip dari : FEMINISM AND SOCIALISM Putting the Pieces Together
Diterbitkan oleh : Restistance Book 2001, Australia. Terjemahan Ernawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kawan-kawan sangat diperlukan untuk perubahan organisasi kami...