Agustus 10, 2008

HTI Tolak Intervensi AS di Papua


Jakarata, [hizbut-tahrir.or.id] --Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menolak campur tangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Papua. Demikian inti seruan HTI dalam aksi yang digelar di depan kedubes Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Sabtu (9/8). Selain menggelar orasi, mereka juga membawa puluhan royah (bendera hitam bertuliskan kalimat Lailahailallah muhammad rasulullah), spanduk dan poster yang berisi, “Hizbut Tahrir Indonesia Menolak Campur Tangan AS di Papua”, “Cegah Disintegrasi Papua!”, dan “Tolak Campur Tangan AS di Papua”.


Farid Wajdi, salah seorang ketua DPP HTI menjelaskan, bahwa aksi ini terkait dengan adanya surat dari 40 anggota Kongres AS kepada Presiden SBY yang meminta agar Presiden membebaskan tanpa syarat dua tokoh gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Filep Karma dan Yusak Pakage dari hukuman. Kedua orang tersebut pada Mei 2005 telah dijatuhi hukuman 15 dan 10 tahun penjara. Keduanya terbukti terlibat dalam kasus makar pengibaran bendera Bintang Kejora di Lapangan Trikora, Abepura, Papua pada 1 Desember 2004.

”Mereka melakukan intervensi kepada pemerintah Indonesia dengan dalih kebebasan berpendapat”, ungkap Farid. Oleh sebab itu, lanjut Farid, HTI meminta kepada pemerintah Indonesia agar menolak dengan tegas tekanan itu dan tetap dalam pendirian untuk menghukum tokoh OPM dan menghancurkan gerakan separatis itu sampai ke akar-akarnya.

”Kepada Umat Islam di Papua kami menyerukan agar merapatkan barisan dengan umat Islam di seluruh Indonesia untuk menolak rancangan negara Kafir penjajah dalam rangka memisahkan diri dari wilayah Indonesia. Karena tindakan separatis ini merupakan dosa besar di hadapan Allah SWT” seru Farid ketika membacakan pernyataan sikap HTI.

Sedangkan kepada umat kaum Kristen, baik di Papua maupun di seluruh Indonesia, HTI menyeru agar tidak mau dihasut oleh kaum Kafir penjajah sehingga melakukan tindakan sparatis. ”Karena sesungguhnya kaum Kafir penjajah itu tidak pernah peduli terhadap nasib Anda. Yang mereka pedulikan adalah kekayaan alam Papua yang memang melimpah” papar pimpinan redaksi majalah Al Waie itu.

Aksi ini juga akan diikuti dengan aksi serupa di Surabaya pada Ahad (10/12) dan pengiriman delegasi HTI ke DPR, Menkopolhukam dan Presiden pada hari Senin (11/8) hingga Rabu (13/8). [fahmiy ramadhan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kawan-kawan sangat diperlukan untuk perubahan organisasi kami...