Oktober 01, 2008

Materi Perempuan : Untuk Pembebasan Perempuan

UNTUK PEMBEBASAN PEREMPUAN1

Diterjemahkan oleh : Vivi Widyawati2

Penindasan terhadap kaum perempuan integral dalam sistem masyarakat kapitalis dan juga integral dalam semua kelas dalam masyarakat sejak berakhirnya sistem masyarakat komunal primitif.

Penindasan terhadap kaum perempuan dilembagakan dalam sebuah sistem keluarga. Dalam masyarakat berkelas, keluarga merupakan satu-satunya lembaga yang bagi kebanyakan orang dapat beralih untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar manusia termasuk cinta dan berpasangan. Walaupun bagi banyak orang sistem keluarga kurang memenuhi kebutuhan tersebut, tak ada alternatif yang nyata selama adanya masyarakat berkelas.

Namun, tujuan utama dari keluarga bukan untuk memenuhi kebutuhan mendasar tersebut. Keluarga bukanlah sekedar , sebuah kelompok orang dewasa yang secara suka rela hidup bersama dalam sebuah rumah tangga, bersama dengan anak-anak mereka. Keluarga adalah inti unit sosial-ekonomi dalam struktur masyarakat berkelas , yang didasari pada sebuah ikatan pernikahan legal yang memungkinkan transmisi kepemilikan pribadi dan meneruskan pembagian-pembagian klas dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Keluarga adalah sebuah mekanisme dasar yang dijalankan kelas penindas menghapuskan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan ekonomi buruh yang mereka eksploitasi.

Sebagai sebuah unit ekonomi, setiap keluarga bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya. Di bawah sistem keluarga tidak ada konsep bahwa masyarakat sebagai sebuah kesatuan, harus menciptakan standar hidup yang nyaman dan aman bagi setiap anggota masyarakat. akibatnya, manusia dipaksa untuk tinggal bersama dalam sebuah rumah tangga yang individual.

Sistem keluarga memaksa pembagian kerja sosial berdasarkan pada penaklukan perempuan dan ketergantungan mereka terhadap seorang lelaki, ayah atau suamii mereka. Atas basis material inilah, ideology sexist berkembang dan dipelihara oleh Kelas penindas. Menggambarkan perempuan sebagai kaum yang secara phisikologis dan mentalogis berada di bawah kaum laki-laki dan secara biologis tidak pantas untuk berperan lebih dari melahirkan dan kerja domestik. Status hukum kaum perempuan yang lebih rendah dalam klas masyarakat menjadi sumber dari kekerasan yang bersifat anti - perempuan, perkosaan, penyiksaan terhadap istri dan pembunuhan bayi perempuan.

Ketika beberapa aspek dari sistem yang menindas telah ditentang belakangan ini, dan beberapa individu telah mampu untuk mereduksi tingkat penindasan mereka. Secara keseluruhan sistem penindasan ini masih utuh.

Tidak ada satu pun institusi lain dalam kelas masyarakat yang peran sejatinya tersembunyi oleh prasangka dan mistifikasi seperti yang terjadi pada keluarga.. Borjuis moralis mengklaim bahwa keluarga adalah basis untuk kealamian dan kesatuan moral masyarakat. Antropoligis sepakat tentang mitos bahwa unit keluarga selalu ada.Mereka mengabaikan fakta bahwa keluarga berasal dan berjalan dari perkembangan kepemilikan pribadi, kmasyarakat berkelas dan negara. Mereka mengaburkan fakta bahwa sebelum terbentuknya masyarakat berkelas basis dari unit sosial adalah klan dan dalam setiap klan kekayaan dibagi bersama – sama.

Bagaimanapun, dengan berkembangnya surplus ekonomi yang permanen dan penyalahgunaan surplus oleh individu pribadi, pasangan mulai memisahkan diri darii klan dan membangun dumah tangga secara terpisah. Kaum perempuan menjadi terisolasi dari aktifitas komunal dan monogami untuk perempuan yang sudah menikah menjadi keharusan atau dipaksa untuk mendapatkan hak waris.

Keluarga dan penaklukan terhadap perempuan hadir bersamaan denga institusi-institusi yang lain dari munculnya masyarakat berkelas untuk menopang lahirnya pembagian klas dan mengabadikan akumulasi kekayaan pribadi. Negara dengan tentara-tentara dan polisi-polisinya, hukum-hukum serta pengadilan-pengadilannya, memaksa diterapkan hubungan keluarga ini.

Asal mula sistem keluarga dalam kepemilikan pribadi diambil dari bahasa Latin yaitu famulus yang berarti budak rumahtangga dan familia dan arti keseluruhannya budak milik dari seorang laki-laki.

Selama berabad abad, struktur dan fungsi-fungsi dari institut keluarga beragam diantara masyarakat yang berbeda dan klas yang berbeda dalam masyarakat yang sama. Tapi fungsi esensialnya tetap sama. Seperti halnya negara, keluarga adalah sebuah institusi yang represif yang dibuat untuk mengabadikan ketidakseimbangan distribusi kekayaan dan pembagian klas dalam masyarakat kedalam klas penindas dan kelas tertindas.

Mustahil untuk mengatakan penghapusan keluarga . Orang – orang sosialis mencari cara untuk menghilangkan paksaan ekonomi dan sosial yang telah menggerakkan mayoritas orang ke dalam sebuah sistem keluarga saat ini, serta untuk memberikan pilihan yang lebih luas dan lebih bebas pada setiap individu dalam kehidupan mereka

Meskipun demikian, revolusi sosialis akan mewarisi banyak intitusi dari struktur masyarakat lama, termasuk keluarga. Peran keluarga sebagai sebuah unit ekonomi hanya akan melenyap ketika masyarakat secara keseluruhan bertanggung jawab untuk kepentingan material rakyat.

Seperti sistem keluarga yang sangat diperlukan dalam masyarakat berkelas, maka penindasan terhadap perempuan sangatlah diperlukan untuk melanggengkan sistem keluarga. Dengan munculnya sistem keluarga, perempuan yang sudah menikah dihentikan untuk berperan secara langsung dalam produksi sosial. Mereka dibatasi untuk kerja-kerja domestik dalam unit individual keluarga, menjadi secara ekonomi bergantung kepada suami. Ketergantungan ekonomi ini menetukan status sosiall masyarakt kelas dua kaum perempuan, yang mana kosehivitas dan keberlajutan darii sistem keluarga selalu bergantung pada status ini.

Perempuan diasingkan ke dalam perbudakan domestik dan berstatus kelas kedua dalam masyarakat bukan karena pelayanan kepentingan laki – laki secara umum tapi, karena berperan melayani kebutuhan perhatian dari laki-laki pada umumnya tetapi karena melayani kebutuhan kaum laki – laki yang mempunyai properti.
Sistem kapitalis telah memperhalus dan merubah penindasan terhadap kaum perempuan untuk memenuhi kebutuhan kapitalis. Bagi kapitalisme, penindasan terhadap kaum perempuan memiliki banyak keuntungan ekonomi yang vital:

Melalui sistem keluarga, kebanyakan perempuan berperan sebagai tenaga kerja domestik yang tidak perlu dibayar dan ditugaskan untuk mengurus seluruh anggota keluarga, maka dari itu menghemat pengeluaran pembayaran dari klas kapitalis, untuk merawat generasi buruh berikutnya dan dan sebagai bagian untuk mempertahankan generasi saat ini.
Seksime adalah salah satu alat ideologi yang digunakan oleh klas kapitalis untuk tetap memerthankan agar klas buruh terpecah, melemahkan kemampuan kaum buruh untuk bersatu dalam mempertahankan kepentingan kelasnya.
Penerimaan yang luas tentang gagasan seksis bahwa tempat perempuan adalah di rumah memudahkan bagi kapitalis untuk membenarkan eksploitasi terhadap kaum buruh, yang bertujuan untuk menekan upah buruh dengan mempertahankan cadangan tenaga kerja yang tak terpakai, dan untuk mengurangi biaya sosial dan konsekuensi mempertahankan sebuah sektor yang besar dari populasi hanya secara periodik menarik dalam produksi sosial.

Pada saat yang bersamaan, kapitalis melemahkan sistem keluarga dalam klas pekerja. Di antara para pekerja, unit keluarga berakhir menjadi unit dari produksi seperti yang terjadi dalam masyarakakat pra-kapitalis, Walaupun unit dasar konsumsi dan reproduksi tenaga kerja tetap. Setiap anggota keluarga menjual tenaga kerjanya secara indivudual dalam pasar tebaga kerja. Sistem kapitalis memutuskan rantai utama ekonomi yang sebelumnya dilakukan oleh kelas buruh secara bersama – kenyataannya bahwa mereka harus kerja sebagai unit keluarga untuk bertahan hidup.

Sebelum indrustrialisasi kapitalis, perempuan mempunyai sedikit hak-hak dan hampir tidak punya indentitas atau kehidupan di luar fungsi mereka di dalam keluarga. Kebangkitan kapitalisme industri mulai mengakhiri pengasingan domestik dengan memberikan sebuah peran priduktif yang indenpenden di luar rumah bagi kaum perempuan .meskipun kerja ini menjadi Brutal dan eksplotatif, namun sejumlah besar perempuan mulai untuk mencapai beberapa tingkat kemandirian ekonomi untuk pertama kalinya sejak kebangkitan masyarakat berkelas.

Keterlibatan sebagian besar perempuan dalam industrialisasi menimbulkan kontradiksi antara peningkatan kemandirian ekonomi perempuan dengan penaklukan domestik mereka di dalam unit keluarga, menggerakkan kaum perempuan untuk melawan penindasan mereka dan idiologi yang menopang penindasan.

Penindasan terhadap kaum perempuan berdasarkan jenis kelamin (karena dia perempuan) memberikan basis obyektif bagi perempuan untuk memobilisasi diri untuk berjuang di dalam organisasi-organisasi mereka. Partai mendukung pembangunan sebuah gerakan pembebasan perempuan yang di oraganisir dan di pimpin oleh kaum perempuan, dan prioritas utama adalah berjuang untuk memenangkan dan mempertahankan hak-hak kaum perempuan. Gerakan haruslah menolak untuk mensubordinasikan perjuangan untuk hak-hak kaum perempuan untuk kepentingan apappun dan harus berniat menyelesaikan perjuangan itu dengan cara apa saja dan dengan kekuatan apapun yang diperlukan.

Seperti seluruh gerakan progresif yang lainnya, demikian juga sebuah gerakan pembebasan perempuan yang independen tidak akan bisa berhasil jika hanya sendirian. Hanya dengan pengggabungkan tujuan dan tuntutan-tututan dari gerakan pembebasan perempuan dengan perjuangan klas pekerja dan gerakan progresif yang lainnya akan menjadi kekuatan penuh untuk mencapai pembebasan perempuan.

Walaupun semua perempuan di tindas karena dia perempuan tetapi dampak dari penindasan ini berbeda-beda tergantung dari klas sosialnya. Kaum pekerja perempuan mengalami penindasan secara seksis dalam bentuk yang paling akut, tidak seperti kaum perempuan kelas pemilik modal , tidak mempunyai kepenntingan di dalam menegakan akar dari penindasan yaitu sistem kepemilikan pribadi. Jika gerakan pembebasan perempuan melakukan perjuangan dengan pendirian yang teguh gerakan tersebut harus mebawa tuntutan-tuntutan dari kaum pekerja perempuan dan melibatkan mereka dalam kepemimpinan dari gerakan.

Perjuangan pembebasan perempuan memiliki persoalan reorganisasi total masyarakat mulai dari unit terkecil yang represif yaitu keluarga sampai pada yang lebih besar yaitu negara. Pembebasan perempuan menuntut sebuah restrukturisasi menyeluruh dari masyarakat produktif dan institusi-institusi reproduktif untuk memaksimalkan kesejahteraan sosoial dan membentuk eksistensi manusia dengan sungguh-sungguh untuk semua. Tanpa revolusi sosialis, kaum perempuan tidak akan mampu menciptakan prakondisi material untuk pembebasan mereka. Tanpa kesadaran dan partisipasi yang setara dari massa luas kaum perempuan, klas pekerja tidak akan sanggup untuk mentuntaskan revolusi sosialis dan membangun sosialisme.

Partai mencoba untuk meyakinkan klas pekerja tentang penyatuan perjuang bagi hak-hak kaum perempuan menjadi perjuangan klas pekerja untuk pembebasan sosial. Partai mencoba untuk menjernihkan dan memberikan jawaban konkrit dari persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh penindasan sistem kapitalis terhadap perempuan, serta membantu gerakan permbebasan perempuan untuk menegakkan cita-cita politik

Partai mengajukan tuntutan-tuntutan yang secara langsung tmengenai penghapuskan penindasan khusus terhadap kaum perempuan dan melawan klas kapitalis serta institusi sosial dan institusi politik kapitalis , yang bertanggung jawab secara ekonomi dan kondisi-kondisi sosial yang menjadi dasar penindasan terhadap kaum perempuan. Tuntutan-tututan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :

1.Hak perempuan untuk mengkontrol tubuh mereka sendiri. Hak ini Harus menjadi hak tunggal bagi setiap perempuan memutuskan untuk mencegah atau mengakhiri sebuah kehamilan. Semua undang-undang anti-aborsi harus di cabut / di batalkan. Aborsi haruslah menjadi tuntutan dan biayanya harus sepenuhnya di tanggung oleh sistem pelayanan kesehatan. Kontrasepsi yang aman dan terpecaya baik untuk perempuan ataupun laki-laki harus tersedia dengan bebas untuk setiap yang memerlukannya. KB dan pusat-pusat pendidikan seksual yang dibiayai oleh negara harus di bangun di setiap sekolah, lingkungan perumahan, rumah sakit-rumah sakit dan di tempat-tempat kerja. Hak untuk kebebasan reproduksi termasuk hak bagi perempuan untuk melahirkan jika itu menjadi pilihannya. Sterilisasi tanpa ijin perempuan atau menggunakan tekanan untuk memperoleh ijin perempuan harus di hukum.

2.Hak Perempuan untuk indenpden secara ekonomi dan kesetaraan. Termasuk hak untuk menjadi tenaga kerja penuh, kesetaraan upah, mendapat akses pekerjaan non- tradisional dan kenaikan upah dalam pekerjaan tradisional perempuan membuat mereka sebanding dengan jabatan tradisonal laki-laki yang memerlukan level dan keahlian serupa. Pekerja-pekerja paruh waktu harus dijamin mendapatkan upah yang sama seperti full timer untuk setiap jam. Partai juga mendukung bayaran untuk cuti pemeliharaan anak, akses yang sama untuk mendapatkan tunjangan bagi pengangguran tanpa memandang status perkawinan dan mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan lewat program-program pelatihan dan pelatihan ulang. Undang-undang yang berguna untuk melindungi kondisi-kondisi pekerjaaan yang khusus untuk kaum perempuan harus di tawarkan kepada laki-laki supaya memperbaiki kondisi kerja semua pekerja dan untuk mencegah tindakan serupa sebuah dalih untuk diskriminasi terhadap perempuan.

Pewajiban untuk menyediakan kuota, sangatlah penting untuk mengatasi dampak-dampak darii diskriminasi sistimatik selama beberapa dekade dalam pekerjaan, pelatihan dan promosi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ada, perawatan prefensial haruslah diiberikan kepada perempuan di dalam pekerjaan , pelatihan, penataran dan penyesuaian diri dalam kenaikan jabatan.

Pelayanan pemeliharaan anak yang murah dan nyaman adalah penting untuk memungkinkan perempuan untuk mencapai partusipasi setara dalam angktan kerja . Kebutuhan mendesak adalah sebuah program untuk menciptakan hubungan kerja yang bebas, dibiayai negara, pusat-pusat pemeliharaan anak ada disetiap lingkungan perumahan dan di tempat kerja yang besar. Pusat-pusat itu harus terbuka setiap saat dan bisa untuk mengurus semua anak-anak mulai dari tahap perkembangan sampai mendekati masa remaja. Pengasuhan/pemeliharaan , kesejahteraan dan pendidikan anak-anak harus menjadi tanggung jawab bersama dari masyarakat, dari pada semata-mata menjadi beban individu orang tua. Hukum-hukum yang mengijinkan hak kepemilikan orang tua dan mengontrol anak secara penuh harus dihapuskan.

Kaum perempuan tidak akan bisa menikmati kesetaraan ekonomi dengan kaum laki-laki sepanjang mereka dipaksa untuk memikul beban utama dari pekerjaan-pekerjaan domestik (rumah tangga). Ini adalah persoalan yang diciptakan secara sosial yang memerlukan sebuah solusi sosial. Solusi ini termasuk sosialisasi dari pelayanan domestik (rumah tangga) through the creation of a network of easly accsible, harga murah, fasilitas laundri untuk umum, kafetaria-kafetaria dan rumah makan-rumah makan, pelayanan kebersihan rumah pada basis industri dan lain sebagainya.

3.Hak Perempuan untuk mendapatkan kesempatan pendidikanyang setara . Sistem pendidikan saat ini mendiskriminasikan kaum perempuan dalam semua level mulai taman kanak-kanak sampai tingkatan sarjana. stereotip sex dalam buku-buku pendidikan Harus dihentikan, dan berhenti untuk menghubungkan siswa/pelajar kedalam subjek laki-laki dan perempuan dan untuk semua bentuk-bentuk yang menekan pelajar/siswa perempuan untuk mempesiapkan diri mereka untuk pekerjaan yang disebut pekerjaan perempuan (mengurus rumah, perawat, guru dan pekerjaan kesekretariatan).

Program-program pengakuan khusus harus dikenalkan untuk memberi semangat kepada kaum perempuan untuk enter budaya dominasi laki-laki dari mata pelajaran dan pekerjaan.


4.Hak Perempuan untuk bebas dari kekerasan seksual dan eksploitasi. Kekerasan yang bersifat seksis adalah kenyataan sehari-hari yang dialami oleh semua perempuan dalam segala bentuk. Meskipun saat ini tidak mengambil bentuk ekstrim dari perkosaan, pemukulan-pemukulan dan pemburuhan, setiap saat menjadi ancaman serangan seksual secara implisit di dalam jangkauan yang luas dari kepustakaan seksis dan

Dibutuhkan sebuah kampanye pendidikan yang masif untuk mengkaunter keingingan untuk menindas perempuan. Kampanye ini harus didukung oleh pemerintah dan bekerja sama dengan gerakan perempuan. Hukum-hukum pelecehan seksual terhadap perempuan haruslah diperkuat dan dilaksankan dengan tegas.

Semakin bertambahnya perkosaan, pemukulan terhadap istri dan penyerangan seksual kepada anak-anak mempertegas kebutuhan untuk meningkatkan fasilitas untuk korban – korban tersebut. Fasiltitas-fasilitas tersebut harus independen dari pengadilan dan polisi, dari mereka yang berperan sebagaic status quo. .

Semua hukum yang membutuhkan pembenaran dari penyerangan seksual atau kesaksian dari kerusakan fisik atau yang melimpahkan kesalahan pada perempuan korban perkosaan harus dibatalkan. Pertanyaan-pertanyaan terhadap perempuan korban perkosaan tentang masa lalu aktivitas seksual mereka harus di larang.

Pelacuran tidak seharusnya diperlakukan sebagai krimial. Semua hukum yang mengorbankan pelacuran harus dibatalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kawan-kawan sangat diperlukan untuk perubahan organisasi kami...