Februari 01, 2009

Akta Lahir untuk 1.000 Anak Perbatasan Papua

Jum'at, 30 Januari 2009 - 09:41 PM

Jayapura, Mendukung rencana strategis 2011 Semua Anak Indonesia Tercatat Kelahirannya, World Vision dan Wahana Visi Indonesia bersama Pemkab Keerom mengadakan Pekan Pencanangan Akta Kelahiran. Kegiatan ditargetkan setidaknya menjaring 1.000 anak di wilayah perbatasan Papua-Papua Nugini ini.

"Kami berharap upaya advokasi ini dapat mendukung target pemerintah, agar pada tahun 2011 nanti seluruh anak Indonesia memiliki akta kelahiran," ujar Roriwo Karetji, Manajer Wahana Visi Indonesia Region Papua.

Pencatatan anak-anak wilayah ujung timur-utara Papua ini dilakukan besok 28 Januari 2009 di Kantor Bupati Keerom di Arso. Di Keerom, hampir seluruh warga (48 persen) tidak memiliki akta kelahiran (data Susenas/Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007). Banyak warga menganggap akta kelahiran kurang penting karena terbatasnya informasi serta biaya pembuatan yang dianggap mahal akibat biaya transportasi yang besar dari kampung ke ibu kota kabupaten.

Masyarakat mengurus akta ketika anak akan masuk sekolah. Padahal, kepemilikan akta kelahiran begitu penting dan merupakan hak mendasar setiap anak. Bagi pemerintah sendiri, pencatatan kelahiran menjadi dasar perencanaan bagi kesejahteraan anak di Kabupaten Keerom.

Dengan semakin optimalnya data anak yang pemerintah miliki, program kesejahteraan anak yang dirancang juga semakin baik. Misalnya terkait dengan perencanaan jumlah guru yang perlu disediakan, sekolah yang perlu dibangun, jumlah bidan dan dokter yang diperlukan, serta vaksin dan layanan pengobatan yang harus disediakan.

Beruntung, Pemkab Keerom sangat mendukung upaya pencanangan akta kelahiran gratis. Bekerja sama dengan World Vision, serangkaian upaya advokasi telah dilakukan jauh sebelumnya. Mulai dari studi banding ke daerah percontohan di Sikka (NTT), pelatihan bagi ratusan petugas Puskesmas, bidan desa, PKK, kepala kampung dan distrik, sampai pembuatan SK Bupati pembebasan biaya akta kelahiran umur 0-17 tahun.

Pada 28 Januari besok, sebagai kegiatan puncak adalah diselenggarakan Gerakan Pencanangan Akta Kelahiran. Kegiatan ini merupakan kerja sama World Vision, Wahana Visi Indonesia serta Pemkab Keerom melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Tim Penggerak PKK. Wakil Bupati Keerom Waghfir Kosasih akan meresmikan kegiatan ini.

Sehari sesudahnya (29 Januari), pencanangan dilanjutkan Aksi Turun Kampung (mobilisasi sosial) di seluruh desa di Kabupaten Keerom. Secara simbolik kunjungan bupati dilakukan di Kantor Desa Yanamaa, SD Dunomamoi Arso Kota, dan Puskesmas Arso Timur. Diharapkan gerakan ini dapat menjangkau 1.000 anak Keerom yang belum memiliki akta kelahiran.

Dalam kegaitan ini, seluruh anak yang belum memiliki akta kelahiran dapat memproses akta dengan mudah dan gratis. Cukup dengan mendaftarkan diri ke bidan desa, sekolah, dan kantor desa terdekat.

Bagi masyarakat yang memiliki anak berusia 0-5 tahun, bisa mendaftarkan anak-anak di bidan desa. Anak-anak sekolah mendaftar di sekolah. Anak-anak usia 6-17 tahun yang berada di luar sekolah mendaftarkan diri di kepala kampung/kantor desa.

Pemerintah telah memberikan kemudahan bagi masyarakat. Selama tahun 2009-2011, anak-anak usia 0-17 tahun di Keerom bisa memperoleh akte kelahiran gratis, ujar Bupati Keerom Celcius Watae. Setelah tahun 2011, akta kelahiran gratis hanya diberikan bagi anak usia 0 hingga 60 hari.

"Dalam waktu dekat pencanangan akta kelahiran ini akan dilaksanakan di Merauke dan Papua. Menjadi komitmen World Vision untuk ikut membangun sistem pencatatan kelahiran di Papua, khususnya di Merauke, Keerom, Jayawijaya, dan Jayapura," ujar Roriwo.

(sumber: kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kawan-kawan sangat diperlukan untuk perubahan organisasi kami...