April 12, 2009

Gender Development Project News (Indonesia dan Kenya)


JUBI- Sepanjang tahun 2006-2008, Stop AIDS Now! Gender Development Project telah diimplemntasikan di Indonesia dan Kenya. Beberapa pelajaran dan pengalaman layak dibagi untuk komunitas yang bekerja dalam isu HIV/AIDS, Gender dan HAMIEC MaterialsIndonesia-PapuaSebuah Kelompok jelas membutuhkan dukungan dalam mendidik masyarakat untuk tema Gender Development Project (GDP) secara terpadu. Di Papua, Foker LSM Papua dan Medicine Du Monde sedang mengembangkan manual / toolkit yang dapat digunakan oleh kelompok penerima manfaat mereka. Tantangan memang sangat besar karena harus memastikan bahwa manual yang dihasilkan nantinya cukup sensitif dan bermanfaat untuk digunakan oleh berbagai masyarakat dengan beragam budaya di Papua. KenyaDalam beberapa bulan terakhir, Perempuan dan Anak di Afrika telah dikoordinasikan untuk memproduksi-pengalaman dan hasil kerja yang didasarkan pada material KIE untuk GDP. AWC telah mengembangkan kaos dan poster yang telah didistribusikan kepada semua mitra organisasi. GDP Dalam BeritaKoalisi di Papua telah menerbitkan artikel di koran lokal ‘Tabloid Jubi’ tentang perkembangan kegiatan GDP dan relevansinya dalam bidang HIV/AIDS, gender dan hak asasi manusia di Papua.Beberapa artikel yang telah dipublikasikan di Tabloid Jubi antara lain : * (Monday, 19 January 2009): Tanpa Microchip, Raperdasi Penanggulangan HIV/AIDS Tetap Langgar HAM (Without Microchip, Raperdasi - Draft of Local Regulation under Papua Special Autonomy Law - still Breaking Human Rights) * (Wednesday, 26 November 2008): MRP Akan Mengawal Proses Pengesahan Perdasi (Papuan Asembly will be watching the ratification progress of Perdasi - Local Regulation under Papua Special Autonomy Law) * (Tuesday, 21 October 2008): Integrasi Isu HAM dan Gender Dalam Upaya Penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS (Integration of Gender and Human Right Issues in HIV/AIDS Prevention and Treatment Activities) * (Friday, 05 September 2008): Laporan Narasi Stop Aids Now! Tahun 2007 Di Tanah Papua (I) (Narative Report of Stop Aids Now! in Papua, 2007, Part II)* (Friday, 28 March 2008): Laporan Narasi Stop Aids Now! Tahun 2007 Di Tanah Papua (II) (Narative Report of Stop Aids Now in Papua, 2007, Part I) Efektifitas BelajarMitra dari Proyek Pembangunan Gender di Kenya dan Indonesia telah berpartisipasi dalam lokakarya GDP untuk yang terfokus pada kebutuhan dari organisasi dan sejauh mana dampak yang telah dihasilkan oleh GDP. Selain itu, semua organisasi yang berpartisipasi telah mengisi kuesioner tentang pembelajaran dalam GDP sampai saat ini. Survei ini memberikan wawasan dan persepsi dari berbagai aspek GDP, termasuk manajemen strateginya. Dengan lokakarya dan survei ini, SAN! ingin menganalisis seberapa jauh efektifitas GDP Efektivitas, dalam konteks ini, merujuk kepada strategi, struktur, metode, dan kegiatan yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan utama dari proyek GDPProses proposal 2009-2010Organisasi yang terlibat dalam PDB telah menyusun proposal lanjutan kegiatan GDP 2009-2010. Tahap kedua GDP harus dibangun dari apa yang telah dicapai dan dipelajari dalam 2006-2008. Proposal yang diajukan difokuskan pada kegiatan khusus yang memperkuat pendekatan baik isu atau masalah, gap atau pertanyaan yang muncul dalam tahap pertama GDP.PenelitianKenyaSTOP AIDS NOW! telah mengintegrasikan riset inisiatif untuk membantu menentukan dampak dari proyek pada perempuan dan anak perempuan dari penerima manfaat lokal untuk mendukung kegiatan proyek. Dampak Penelitian dan Pengembangan Organisasi, sebuah penelitian berorientasi-organisasi non-pemerintah dari Kenya Barat, telah diselesaikan tahap pengumpulan datanya. Laporan akhir diharapkan bisa diselesaikan pada bulan Mei 2009.IndonesiaDemikian juga dengan laporan awal untuk Indonesia telah diselesaikan, namun editing akhir masih dilakukan. Saat ini, kelompok peneliti untuk sementara sedang telah memfasilitasi finalisasi data.Lokakarya tentang Hak Asasi Manusia, Lobby & AdvokasiSelama lokakarya kelompok yang terlibat dalam GDP mendapatkan pelatihan tentang lobby dan advokasi. Kelompok-kelompok di Kenya dan Indonesia menghadapi tantangan yang sama ketika datang untuk bekerja secara langsung dengan penerima pada masalah hak asasi manusia yang bersahabat dan dapat diakses dengan cara. Hal ini terutama disebabkan oleh bahasa teknis yang berlangsung dengan isu Human Rigths. (Diterjemahkan oleh Victor C. Mambor dari http://www.stopaidsnow.org/)


sumber : Tabloid Jubi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kawan-kawan sangat diperlukan untuk perubahan organisasi kami...